Senin, 10 Desember 2012

Menuju cinta yang Hakiki


Mencermati perjalanan kata “cinta” di tengah manusia adalah suatu hal yang mengherankan bagi penuntut kehidupan kekal abadi, pengelana ke negeri akhirat. Dalam kehidupan ini, banyak insan rela untuk berkorban bagi siapa yang dia cintai, tidak peduli dengan rintangan yang harus dihadapi guna membuat yang dia cintai tenang dan bahagia. Betapa dia memberikan perhatian kepada kecintaannya dan berusaha untuk memenuhi segala kebutuhannya. Terasa hatinya gundah-gulana tatkala yang dicintainya dirundung duka dan kesedihan. Atau amatlah besar kepedihan hati dan kesengsaraan tatkala dia mendapatkan dari yang dia cintai ada yang selain dari apa yang dia harapkan.
Memang merupakan tabiat manusia untuk mencintai siapa yang berbuat baik kepadanya, atau paling tidak membalas budi kepadanya, dan ini adalah dasar pokok tumbuhnya cinta pada sebagian manusia kepada sebahagian lainnya. Namun, bukankah segala nikmat dan kebaikan yang dia dapatkan dari orang yang dicintainya adalah berasal dari Allah?
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kalian ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nyalah kalian meminta pertolongan.” [An-Nahl: 53]
Adakah suatu nikmat yang dia berikan kepada orang yang dia cintai tidak berasal dari Allah‘Azza wa Jalla, sedang dia mengetahui bahwa hanya milik Allah-lah segala yang di langit dan di bumi?
Inilah letak keheranan sekaligus renungan pelajaran dalam samudra kehidupan yang penuh dengan cobaan dan godaan ini.
Pembaca yang terhormat, ketahuilah bahwa tiada kebahagiaan dan keberuntungan yang lebih besar dari kecintaan kepada Allah. Itulah surga dunia dan kenikmatan hakiki.
Kecintaan kepada Allah adalah kenikmatan jiwa, kehidupan ruh, kegembiraan diri, energi hati, cahaya akal, penyejuk mata dan kemakmuran batin. Tiada hal yang lebih nikmat dan lebih sejuk bagi hati yang sehat, jiwa yang baik, dan akal yang jernih dari kecintaan kepada Allah, rindu untuk beribadah kepada-Nya dan berjumpa dengan-Nya.
Kecintaan kepada Allah ialah ruh kehidupan, siapa yang luput darinya maka tergolong ke dalam bangkai-bangkai yang berjalan. Ia adalah cahaya, siapa yang tidak berbekal dengannya maka dia akan berada dalam lautan kegelapan. Ia adalah penyembuh, siapa yang tidak memilikinya maka hatinya akan terjangkit oleh seluruh penyakit. Dan ia adalah kelezatan, siapa yang tidak menemukannya maka hidupnya hanya sekedar gundah gulana dan kepedihan.
Kecintaan kepada Allah inilah yang mengantarkan hamba kepada negeri yang hanya dapat dicapai setelah menjalani berbagai rintangan dan kesulitan. Dan dengan cinta inilah, seorang hamba meraih kedudukan dan derajat yang didambakan oleh setiap hamba yang shalih.
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا ، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
“Ada tiga perkara, yang barangsiapa perkara-perkara tersebut terdapat padanya, maka dia akan merasakan kelezatan iman, (yaitu) hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai dari selain keduanya, hendaknya dia cinta kepada seseorang, tidaklah dia mencintainya kecuali karena Allah dan hendaknya dia benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.”
Membahas masalah kecintaan kepada Allah adalah menyibak samudra yang sangat luas. Namun cukuplah di sini kita mengisyaratkan akan tiga hal.
Kecintaan kepada Allah adalah pondasi ibadah.
Berkata Ibnu Taimiyah, “Kecintaan kepada Allah, bahkan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya termasuk kewajiban yang paling agung, dasarnya yang paling besar dan pondasinya yang mulia. Bahkan dia adalah dasar setiap amalan, dari berbagai amalan keimanan dan agama.”
Ibnul Qayyim bertutur pula, “Pondasi ibadah adalah cinta kepada Allah. Bahkan mengesakan Allah adalah dengan kecintaan itu, di mana segala cinta hanya untuk Allah. Tidak boleh selain Allah dicintai bersama Allah. Akan tetapi kecintaannya hendaknya karena Allah dan pada Allah, sebagaimana dia mencintai para nabi dan rasul, para malaikat dan para wali. Kecintaannya kepada mereka adalah dari kesempurnaan kecintaannya kepada Allah dan bukan cinta kepada mereka bersama Allah.”
Maksudnya bahwa segala cinta itu hanya untuk Allah. Bila seorang hamba memberi cinta kepada makhluk, maka kecintaan tersebut juga karena Allah dan karena melaksanakan perintah-Nya, sebagaimana seorang mukmin cinta kepada para nabi, para malaikat, kaum mukminin dan selainnya. Adapun siapa saja yang mencintai makhluk dengan cinta ibadah, atau di samping cinta kepada Allah  dia juga mencintai makhluk maka hal tersebut tergolong perbuatan kesyirikan yang mengeluarkan pelakunya dari keislaman, sebagaimana dalam firman Allah,
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang  yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaa-Nya (niscaya mereka menyesal).” [Al-Baqarah: 165]
Tanda-tanda Cinta kepada Allah
Berikut ini beberapa ayat yang menjelaskan tanda-tanda kecintaan kepada Allah.
Di antaranya adalah firman Allah,
“Katakanlah, “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Âli ‘Imrân: 31]
Ayat ini menjelaskan bahwa tanda kecintaan seorang hamba kepada Allah dengan mengikuti Rasulullah shallalâhu ‘alaihi wa sallam dalam segala tuntunan dan syariat yang beliau bawa, secara zhahir maupun bathin.
Selanjutnya, firman Allah Ta’âlâ,
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kalian yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah-lembut terhadap orang-orang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.” [Al-Mâ`idah: 54]
Dalam ayat ini terdapat empat tanda kecintaan hamba kepada Allah:
Pertama, dia berlemah lembut kepada sesama mukmin.
Kedua, dia bersikap keras dan benci kepada orang-orang kafir.
Ketiga, dia berjihad di jalan Allah dengan segala kemampuannya, baik dengan harta, lisan, badan maupun hatinya.
Keempat, dia tidak takut terhadap celaan manusia dalam menjalankan perintah-perintah Allah‘Azza wa Jalla.
Selain itu, dari tanda kecintaan kepada Allah Subhânahu wa Ta’âla adalah mendahulukan Allah dan Rasul-Nya di atas segala perkara. Allah Jalla Sya’nuhu berfirman,
“Katakanlah, “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat-tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan-Nya,” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” [At-Taubah: 24]
Dari tanda kecintaan hamba kepada Allah adalah benci kepada apa yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya.
Sebab-sebab Penumbuh Cinta kepada Allah
Ibnul Qayyim rahimahullâh menyebutkan sepuluh sebab yang akan menumbuhkan dan menambah rasa cinta seorang hamba kepada Rabb-nya. Berikut sepuluh sebab tersebut.
1.      Membaca Al-Qur`ân dengan tadabbur dan memahami maknanya.
2.      Memperbanyak ibadah nafilah (sunnah) setelah menunaikan ibadah-ibadah wajib.
3.      Memperbanyak dzikir kepada Allah dalam segala keadaan.
4.      Lebih mendahulukan pelaksanaan dari apa yang dicintai oleh Allah, walaupun hal tersebut menyelishi hawa nafsunya.
5.      Membawa hati untuk mencermati nama-nama dan sifat-sifat Allah dan menelusuri taman-tamannya.
6.      Menyaksikan kebaikan, kebajikan dan nikmat-nikmat Allah kepada makhluk-Nya.
7.      Menundukkan diri di hadapan Allah Subhânahu wa Ta’âla.
8.      Berkhalwat dan bermunajad kepada-Nya di waktu malam, terkhusus pada sepertiga malam terakhir.
9.      Duduk dengan orang-orang shalih.
10.  Menghindari segala sebab yang bisa memisahkan antara hatinya dengan Allah ‘Azza wa Jalla.
Tentunya sepuluh sebab di atas bersumber dan dari berbagai keterangan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai orang-orang yang senantiasa cinta kepada Allah dan Rasul-Nya dan beramal dengan ketaatan. Wallâhu Ta’âla A’lam.
Sumber; http://salafiyunpad.wordpress.com/2011/08/15/love-cinta-hakiki/

Cara menjaga lingkungan sekolah


Sekolah merupakan salah satu lembaga formal pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan anak, ekolah merupakan tempat kita memperoleh berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal untuk bertahan hidup di kemudian hari. Pemahan dan pengenalan menditail mengenai lingkungan dapat diperoleh anak melalui pendidikan di sekolah.
Cara – cara yang perlu dilakukan untuk memelihara lingkungan sekolah antara lain sebagai berikut.
  1. Menyusun dan memasyarakatkan perogram sekolah hijau.
  2. Mendaftar atau menginvestasikan dan melaksanakan perogram sekolah hijau, yaiut;
  • Membangun kegiatan apotek hidup di sekolah.
  • Menurangi atau menghemat penggunaan lampu pendingin ruang kelas, konsumsi air dan energi lainnya.
  • Membangun mekanisme pembuangan sampah di sekolah.
  • Membiasakan untuk kegiatan hemat atau bahkan mendaur ulang semua kertas, plastik dan sejenisnya
  • Menyediakan tempat sampah berdasarkan jenis sampahnya.
  • mengkondisikan kegiatan ekstra kulikuler berbasis lingkungan, seperti kelompok hijau, pecinta alam dan sejenisnya.
  • Melakukan diskusi atau studi kasus tentang pemeliharaan lingkungan sekolah dan sejenisnya. COntoh mennton film bertemakan lingkungan, kemudian mendiskusikan atau membahasnya bersama-sama
  • Mengadakan karya wisata atau studi bnding dalam rangka pemeliharaan dan peningkatan kebersihan dan kelestarian laingkungan sekolah
  1. Melaksanakan tata tertib kebersihan dan kelestarian lingkungan sekolah.
  2. Mengembangkan kecintaan dan kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah melalui berbagai loba peduli lingkungan, seperti lomba kebersihan antar kelas, menulis, menggambar, atau aneka kreativitas lain yang bersifat ramah lingkungan.
  3. Mengadakan pengawasan dan penegakan kedisiplinan.
  4. Mengadakan gerakan cinta kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah
  5. memanfaatkan hari-hari besar nasional untuk gerak peduli lingkungan
Secara keseluruhan, kebersihan dan keasrian sekolah adalah tanggung jawab bersama dari setiap warga sekolah. Selain guru dan siswa, pemeliharaan dan perwujudan lingkungan sekolah yang bersihm sehat dan asri tidak lepas dari peran orang tua, swasta lembaga swadaya masyarakat mapupun pemerintah. Kondisi demikian akan melahirkan siswa yang cerdas, bermutu, berwawasan lingkungan serta mampu menerapkan sikap cinta dan peduli lingkungannya di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Sumber; http://www.artikellingkunganhidup.com/cara-menjaga-lingkungan-sekolah-yang-sehat.html

Cinta dan persahabatan


Mampukah kita membayangkan persahabatan tanpa cinta ?
Persahabatan dan cinta adalah teman terbaik. Karena dimana ada cinta, persahabatan selalu ada di sampingnya. Dan dimana persahabatan berada, cinta selalu tersenyum ceria dan tidak pernah meninggalkan persahabatan.
Pada suatu hari persahabatan mulai berpikir bahwa cinta telah membuat dirinya tidak mendapat perhatian lagi karena persahabatan mengganggap cinta lebih menarik dari pada dirinya.
Hmm… seandainya tidak ada cinta mungkin aku lebih terkenal, dan lebih banyak orang memberi perhatian kepadaku begitu pikir persahabatan. Sejak hari itu persahabatan memusuhi cinta. Ketika cinta mulai bermain bersama persahabatan selalu seperti akan menjauhi cinta. Apabla cinta bertanya kenapa persahabatan menjauhi dirinya, persahabatan hanya memalingkan wajah dan menghindar meninggalkan cinta.
Kesedihan pun menghampiri cinta dan cinta tidak sanggup menahan air matanya lalu menangis tersedu-sedu. Kesedihan hanya termangu memandang cinta yang kehilangan teman baiknya.
Beberapa hari tanpa cinta, persahabatan mulai bergaul dengan kecewa, putus asa, kemarahan dan kebencian. Persahabatan mulai kehilangan sifat manisnya, dan orang-orang mulai tidak menyukai persahabatan. Persahabatan mulai dijauhi dan tidak disukai lagi. Walaupun persahabatan cantik, tetapi sifatnya mulai memuakkan. Persahabatan menyadari dirinya bahwa tidak lagi di sukai lantaran banyak orang yang menjauhi dirinya, persahabatan mulai menyesali keadaannya, dan saat itulah kesedihan melihat persahabatan. Lalu menyampaikan kepada cinta bahwa persahabatan dalam kedukaan.
Dengan segera cinta berlari dan menghampiri persahabatan. Saat persahabatan melihat cinta menghampiri dirinya, dengan air mata yg berlinang persahabatan pun meluapkan seribu penyesalannya meninggalkan cinta. Akhirnya, persahabatan dan cinta kembali menjadi teman baik, persahabatan kembali menjadi pribadi yang menyenangkan dan cinta pun kembali tersenyum ceria. Semua orang akhirnya melihat kedua teman baik itu sebagai berkat dan anugrah dalam kehidupan.
Moral,
Mampukah persahabatan tanpa cinta?
Mampukah cinta tanpa persahabatan??
Sering kali kita temui banyak orang memisahkan persahabatan dan cinta karena mereka berpikir “kalau persahabatan sudah diselami dengan cinta, pasti akan menjadi sulit.” Terutama bagi mereka yg menjalin persahabatan antara lelaki dan wanita. Persahabatan merupakan bentuk hubungan yg indah antara manusia, di mana cinta hadir untuk memberikan senyumnya dan mewarnai persahabatan. Tanpa cinta, persahabatan mungkin akan di isi dengan kecewa,benci, marah, egois dan berbagai hal yg membuat persahabatan tidak lagi indah.
Berhentilah membuat batas antara cinta dan persahabatan, biarkanlah mereka tetap menjadi teman baik, yang harus di luruskan adalah cinta bukanlah perusak persahabatan. Cinta memperindah persahabatan kita. Sering kali cinta cuma dijadikan kambing hitam sebagai perusak sebuah persahabatan. Salah besar!! seharusnya dengan adanya cinta, persahabatan akan semakin menyenangkan.
Teman-teman yang sedang mengalami goncangan dalam persahabatan, jangan salahkan cinta! tetapi cobalah perbaiki persahabatanmu dengan cinta, karena cinta akan menutupi segala kesalahan, mengampuni dengan mudah dan membuat sesuatu yg tidak mungkin menjadi mungkin.
Teman-teman yg belum mengerti arti persahabatan, cobalah memulai sebuah persahabatan. Karena dengan persahabatan kalian akan semakin dewasa, tidak egois dan belajar untuk mengerti. bahwa segala sesuatu tidak selalu terjadi dengan keinginan kita.
Teman-teman yang sedang kecewa dengan persahabatan, renungkanlah. Apakah saya sudah menjalani persahabatan dengan benar dan cobalah memahami arti persahabatan buat hidupmu. Keinginan, semangat, pengertian, kematangan, kelemahlembutan dan segala hal yg baik akan kita temui dalam persahabatan.


Sumber;http://motivationplannet.wordpress.com/2009/09/09/cinta-dan-persahabatan/